Sabtu, 11 April 2020

Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tumbuhan dan Hewan

Kang Rohman
Genetika berperan penting dalam membantu manusia menyingkap masalah penyediaan bahan pangan. Penerapan genetika memungkinkan manusia untuk merakit bibit unggul pada bidang pertanian dan peternakan, sehingga dapat menghasilkan bahan pangan yang diperlukan manusia. Pemuliaan tanaman atau makhluk hidup lainnya biasanya bertujuan untuk mendapatkan varietas baru yang lebih unggul (bibit unggul). Bibit unggul adalah bibit yang mempunyai sifat sifat baik sesusai dengan kebutuhan manusia, dimana sifat sifat baik ini dapat dikumpulkan pada satu individu melalu perkawinan silang.

1. Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tumbuhan
Salah satu contoh pemuliaan tumbuhan adalah dalam penyiapan bibit unggul melalui pembuatan varietas hibrida. Varietas hibrida merupakan suatu jenis tumbuhan yang merupakan keturunan dari persilangan antara dua atau lebih jenis tumbuhan yang memiliki karakteristik genetik yang berbeda. Persilangan ini tentunya juga berdasar pada penemuan yang dilakukan Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Varietas hibrida ini dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari induk-induk yang disilangkan.

Padi hibrida dapat menghasikan beras 30% lebih banyak daripada padi pada umumnya, lebih tahan terhadap lahan yang kering, lebih pulen, lebih wangi, dan lebih cepat dipanen. Contoh padi hibrida misalnya varietas Arize, Intani, PPH, Bernas Prima, dan varietas IPB 4S. Varietas padi IPB 4S merupakan varietas padi yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Padi ini dikembangkan dalam rangka membantu pemerintah mencegah krisis pangan. Padi varietas ini memiliki beberapa keunggulan.
  1. Umur tanaman genjah sekitra 112 hari, umur ini lebih pendek jika dibandingkan dengan varietas Ciherang.
  2. Tanaman tahan terhadap kekeringan, Pada beberapa jenis lahan seperti lahan tadah hujan padi ini dapat beradaptasi dengan baik.
  3. Potensi hasil panen tinggi, padi ini mampu menghasilkan 11,2 - 13,4 ton per hektar dengan rata-rata hasil panen 7 ton per hektar.
  4. Tahan terhadap penyakit tungro dan serangan hawar daun bakteri prototipe III. 
  5. Cocok ditanam di berbagai jenis lahan. Padi jenis ini sangat cocok ditanam di daerah irigasi, lahan gambut berawa, dan tadah hujan.
  6. Bentuk gabah agak gendut.Pada umumnya padi jenis lain adalah langsing namun padi jenis ini bertubuh medium (gendut).
  7. Jumlah gabah permalai di atas 300. Pada umumnya padi biasa setiap malai hanya terdiri dari 160-200 buah.
  8. Tekstur nasi pulen, padi jenis ini memiliki tekstur pulen dan kadar amilosa yang manis sehingga disukai masyarakat.

Selain padi juga ada jagung hibrida, misalnya Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2,Malin, Metro, dan Varietas Bima. Jagung varietas Bima-14 Batara merupakan jagung hibrida unggul yang dihasilkan dari hasil persilangan galur atau jenis dari Balai Penelitian Sereal dengan galur hasil kerjasama dengan Syngenta, perusahaan asal Swiss yang bergerak dalam bidang agrobisnis termasuk biji dan bahan kimia pertanian serta terlibat aktif dalam penelitian di bidang gen-gen tumbuhan dan bioteknologi. Jagung Hibrida Bima-14 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Hibrida Bima-14 Batara ini dapat dipanen sekitar ± 95 hari setelah penanaman, memiliki tinggi ± 199 cm, memiliki perakaran yang kuat sehingga tidak mudah roboh. 
  2. Penampilan jagung ini kokoh dan seragam, kelobot jagung menutup rapat sehingga tahan penyakit bulai, karat, dan bercak daun. 
  3. Selain berpotensi hasilnya tinggi, tanaman jagung hasil persilangan ini memiliki ketahanan yang lama sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi dan domba. 
  4. Bentuk biji jagung ini seperti mutiara dan berwarna kuning sehingga sangat baik digunakan sebagai pakan ternak ayam. Jagung varietas Bima-14 Batara ini mampu menghasilkan hasil panen sebesar 12,9 ton/ha.
 Genetika berperan penting dalam membantu manusia menyingkap masalah penyediaan bahan pang Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tumbuhan dan Hewan
Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Hewan
Pemuliaan ternak diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu. Pewarisan sifat berperan penting dalam pemuliaan hewan, yaitu dalam rangka untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas tinggi, misalnya unggas yang mampu menghasilkan banyak telur atau sapi dengan kualitas susu dan daging yang baik.

Salah satu cara pemuliaan hewan adalah dengan inseminasi buatan. Inseminasi buatan atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan sp*rma yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat reproduksi betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'. Inseminasi buatan (IB) memungkinkan peternak untuk menghasilkan lebih banyak keturunan dari masing-masing pejantan yang terpilih (unggul) dibandingkan dengan persilangan secara alami. Pada dasarnya arti genetis dari IB adalah seleksi dari hasil seleksi untuk sifat-sifat yang diinginkan untuk ditingkatkan secara maksimal sehingga kecepatan perubahan genetik meningkat.

Contoh pewarisan sifat pada hewan yang lain adalah pada ayam broiler. Ayam broiler dapat dikelompokkan berdasar asal daerahnya antara lain: Amerika, Mediterania, Inggris, dan Asia. Pada umumnya ayam broiler di Indonesia juga berasal dari daerah-daerah tersebut. Contoh jenis ayam broiler dari Asia yaitu jenis Brahma yang berasal dari India. Ayam broiler dari Inggris misalnya jenis Cornish, ayam ini memiliki tubuh yang pendek, namun menghasilkan banyak daging. Ayam broiler dari Amerika misalnya jenis Playmouth Rock, ayam ini memiliki bulu butih keabuan, tubuh besar, daging yang lezat, dan mampu menghasilkan telur dengan baik. Ayam ini dihasilkan dari persilangan ayam Dominique dengan ayam jenis Black Cochin.